DI Nusantara terdapat banyak kiai dan ulama yang memberikan peran kepada umat Islam. Misalnya pada masa perjuangan turut membantu meraih kemerdekaan dari penjajah, namun tetap mendakwahkan ajaran agama Islam. Salah satu ulama yang berperan untuk bangsa adalah Kiai Haji Muhammad Nawawi.
Peran Kiai Nawawi dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Ulama kelahiran tahun 1886 ini juga turun ke medan pertempuran dan memimpin pasukan mengusir pasukan sekutu. Tidak berlebihan jika gelar syuhada kemerdekaan disematkan kepadanya.
Baca juga: Kisah Karomah Kiai Sholeh Darat sang Guru RA Kartini, Ubah Batu Jadi Emas di Depan Penjajah
Kiai Nawawi lahir dari keluarga sederhana di Dusun Lespadangan, Desa Terusan, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Sang ayah Munadi dikenal sebagai tukang kayu. Sementara ibunya Siti Khalimah merupakan ibu rumah tangga biasa yang taat pada agama. Tidak heran jika Nawawi kecil selalu diajarkan taat kepada ulama.
Meski dari keluarga sederhana, Kiai Nawawi sempat mengenyam pendidikan di Hollandsch Inlandsche School Partikelir (HISP), lembaga pendidikan setara sekolah dasar di zaman penjajahan Belanda. Selanjutnya Kiai Nawawi belajar di Pondok Pesantren Tebuireng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Baca juga: Kisah Mualaf Cantik Mantan Ratu Pesta, Hidupnya Tenang Setelah Masuk Islam
Belasan tahun menempa ilmu dari Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari, Nawawi muda lantas mengasah ilmu ke sejumlah kiai termasyhur di Jawa Timur. Di antaranya Kiai Sholeh di Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Kiai Zainuddin di Kabupaten Nganjuk, Kiai Khosin di Siwalan Panji, Kabupaten Sidoarjo, bahkan Kiai Kholil di Kademangan, Kabupaten Bangkalan.
"Beliau mondok sekitar 15 tahun. Selama menjadi santri, Kiai Nawawi dikenal paling rajin mengikuti pelajaran," tulis pemerhati sejarah Mojokerto Abdullah Masrur dalam bukunya 'Titik Akhir di Sumantoro-Jejak Langkah Perjuangan KH Nawawi' terbitan Maret 2012, seperti dikutip dari Sindonews.