Kiai Nawawi wafat pada 22 Agustus tahun 1946 usai dihujam bayonet oleh puluhan tentara sekutu yang mengepungnya. Sejumlah pasukan Hizbullah yang datang memberikan bantuan, terlambat menyelamatkan Kiai Nawawi.
"Jenazah Kiai Nawawi diamankan pasukan Hizbullah menuju ke Stasiun Krian. Kemudian diangkut dengan kereta api ke Stasiun Mojokerto. Tentara sekutu yang membunuh Kiai Nawawi semuanya mati, dibunuh pasukan Hizbullah saat itu," terang Sueb.
Baca juga: Surah Al Kahfi Dibaca Setiap Jumat, Apa Keuntungannya? Simak di Alquran Digital Okezone
Gugurnya Kiai Nawawi seketika menyebar ke seluruh pelosok Mojokerto. Ribuan orang mengantarkan jenazahnya menuju ke peristirahatan terakhir TPU Mangunrejo di Dusun Losari, Desa Sidoharjo, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto.
Atas jasa besarnya, nama Kiai Nawawi diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Kota Mojokerto, berdasarkan Keputusan DPRD Kota Mojokerto Nomor 8/DPRD/67 tanggal 30 Maret 1967.
Wallahu a'lam bishawab.
Baca juga: Ketika Abu Nawas Dapat 3 Pertanyaan Sama tapi Jawabannya Beda, Kok Bisa?
(Hantoro)