Pekerjaan Ibrahim rupanya hanya sementara. Ketika semuanya sudah selesai, dirinya pun harus kembali ke Australia.
Suatu ketika ia mendapat pesan dari seorang perempuan yang tidak lain adalah saudara dari rekan kerjanya. Pesan email itu berlanjut dan membawa dia kembali menyambangi Indonesia.
Ibrahim mengaku jatuh cinta pada wanita itu. Dirinya sadar jika kelak hubungan mereka berlanjut, ia harus mulai mempelajari Islam.
"Saya kira perjalanan saya ke Islam tidak seperti perjalanan orang lain, di mana mereka memiliki pencarian yang panjang untuk kebenaran. Saya semacam tergelincir, karena saya akhirnya jatuh cinta dengan gadis ini," ungkapnya.
Pencarian soal Islam pun dimulai. Ibrahim mendatangi masjid setempat dan diajarkan oleh salah satu santri di sana.
Di masjid itulah akhirnya pandangan Ibrahim pada suara adzan berubah. Jika dulu dirinya merasa lantunan adzan menjengkelkan, perasaan itu seolah langsung sirna.
"Saya pikir itu indah dan saya mendengarkannya dan itu tidak seburuk yang kuingat," tambahnya.