INILAH pengertian Lailatul Qadar serta tanda-tanda dan keistimewaannya. Pengertian Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari 1.000 bulan. Jika dikonversikan ke dalam hitungan tahun, maka itu berarti sekira 83 tahun.
Terkait malam Lailatul Qadar, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ , تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ , سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر
"Malam kemuliaan itu lebih baik dari 1.000 bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS Al Qadar (97): 3–5)
Baca juga:
Baca juga:
Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar
Dilansir Rumaysho.com, dai muda Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal M.Sc menjelaskan ada tanda-tanda khusus datangnya malam Lailatul Qadar. Berikut ini penjelasannya:
1. Udara dan angin sekitar terasa tenang
Sebagaimana penjelasan dari Ibnu Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
"Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan tampak kemerah-merahan." (HR Ath-Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, lihat Jaami’ul Ahadits 18/361. Syekh Al Albani mengatakan hadis ini sahih. Lihat Shahihul Jaami’ nomor 5475)
2. Dirasakan ketenangan beribadah
Malaikat turun dengan membawa ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tersebut dan merasakan kelezatan dalam beribadah yang tidak didapatkan pada hari-hari yang lain.
3. Dapat dilihat dalam mimpi
Manusia dapat melihat malam lailatul qadar ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.
4. Matahari terbit dengan cerah
Matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata:
هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.
"Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke-27 (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa sinar yang menyorot." (HR Muslim nomor 762. Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 2/149–150)
5. Terjadi pada sepuluh malam terakhir Ramadan
Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
"Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan." (HR Bukhari Nomor 2020 dan Muslim 1169)
6. Terjadi pada malam ganjil
Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil itu lebih memungkinkan daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
"Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan." (HR Bukhari nomor 2017)
Keistimewaan Malam Lailatul Qadar
1. Lebih baik dari 1.000 bulan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
"Malam kemuliaan itu lebih baik dari 1.000 bulan." (QS Al Qadar (97) Ayat 3)
An Nakho’i mengatakan, "Amalan di Lailatul Qadar lebih baik dari amalan di 1.000 bulan." (Lihat Latho-if Al Ma'arif, halaman 341)
Mujahid, Qotadah, dan ulama lainnya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan lebih baik dari 1.000 bulan adalah sholat dan amalan pada Lailatul Qadar lebih baik dari sholat dan puasa di 1.000 bulan yang tidak terdapat Lailatul Qadar. (Zaadul Masiir, 9: 191)
2. Dosa diampuni
Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barang siapa melaksanakan sholat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR Bukhari nomor 1901)
3. Waktu diturunkannya Alquran
Ibnu 'Abbas dan selainnya mengatakan, "Allah menurunkan Alquran secara utuh sekaligus dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul 'Izzah yang ada di langit dunia. Kemudian Allah menurunkan Alquran kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut secara terpisah sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi selama 23 tahun." (Tafsir Alquran Al 'Azhim, 14: 403)
4. Penuh keselamatan
Hal yang dimaksud "salaam" dalam ayat:
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر
"Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS Al Qadr (97): 5) yaitu malam tersebut penuh keselamatan, Setan tidak dapat berbuat apa-apa pada malam tersebut, baik berbuat jelek atau mengganggu yang lain. Demikianlah kata Mujahid (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 407).
Juga dapat berarti bahwa pada malam tersebut banyak yang selamat dari hukuman dan siksa karena mereka melakukan ketaatan pada Allah Subhanahu wa Ta'ala di malam itu.
5. Turunnya malaikat
Malam Lailatul Qadar ditandai pula dengan turunnya malaikat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا
"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril." (QS Al Qadar (97): 4)
6. Penuh keberkahan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan." (QS Ad-Dukhan (44): 3)
7. Dicatatnya takdir tahunan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
"Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah." (QS Ad-Dukhan (44): 4)
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya (12: 334-335) menerangkan bahwa pada Lailatul Qadar akan dirinci di Lauhul Mahfuzh mengenai penulisan takdir dalam setahun, juga akan dicatat ajal dan rezeki. Kemudian akan dicatat segala sesuatu hingga akhir dalam setahun. Demikian diriwayatkan dari Ibnu 'Umar, Abu Malik, Mujahid, Adh-Dhohak, dan ulama salaf lainnya.
Allahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)