Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan jika memang cerai adalah pilihan tepat karena menimbang maslahat yang kuat, maka silakan lakukan cerai itu saat wanita sedang berada dalam masa 'iddah.
Hamil adalah salah satu waktu iddah untuk wanita yang dicerai, berakhir saat wanita tersebut melahirkan. Menunjukkan, talak yang terjadi saat wanita hamil, adalah talak sunni.
(Penjelasan rinci tentang 'iddah, bisa pembaca pelajari di sini: https://muslimah.or.id/1809-talak-bagian-8-iddah.html)
Syekh Ibnu Baz rahimahullah menerangkan:
قال العلماء: معناه: طاهرات من غير جماع. هذا معنى التطليق للعدة: أن يطلقها وهي طاهر لم يمسها، أو حبلى قد ظهر حملها، هذا محل السنة
Para ulama menerangkan, "Makna ayat (At-Thalaq Ayat 1) di atas adalah: Lakukanlah cerai saat wanita sedang suci dan belum disetubuhi. Inilah makna mencerai wanita saat berada dalam masa iddah, yakni mencerai istri saat suci belum disetubuhi, atau mencerainya saat sedang hamil dan telah tampak kehamilannya. Inilah yang disebut talak sunni." (Sumber: https://binbaz.org.sa/fatwas/4178/حكم-طلاق-الحامل)
Adapun talak disebut bid'i, mana kala dilakukan pada empat keadaan: (1) Saat wanita haid, (2) Saat nifas, (3) Saat suci namun setelah disetubuhi, (4) Cerai tiga sekaligus dengan sekali ucapan.
"Kesimpulannya, mencerai saat istri sedang hamil, jika karena pertimbangan maslahat yang kuat, hukumnya boleh dan sah. Demikian, wallahua'lam bis showab," pungkas Ustadz Ahmad Anshori.
(Hantoro)