Karena selain Nabi mencontohkan demikian, canda dan tawa tidak bisa mendekatkan seseorang kepada Tuhannya, dan tidak mungkin gurauan dapat membuat seseorang dekat dengan Tuhannya. Lagi pula, melemparkan joke dalam khutbah Jum'at juga akan membuat khutbah bertele-tele dan memakan waktu.
Sehingga sunnah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang selalu meringkaskan khutbahnya tidak dapat terpenuhi. Bahkan sejatinya, Rasul tidak hanya serius saat khutbah Jum'at saja. Melainkan setiap kali memberikan nasehatnya, beliau selalu serius dan tidak bergurau.
Baca Juga: Bila Usia Telah Sampai 60 Tahun, Masih Adakah Tempat untuk Bergurau?
Tidak ada tawa dan canda di sana. Bahkan tak jarang apa yang beliau sampaikan membuat para sahabat menangis dan bergetar hatinya. Sebagaimana yang diceritakan Al-Irbadh bin Sariyah Radhiyallahu Anhü :
"Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah memberi nasehat kepada kami dengan suatu nasehat yang sangat mengena. Sehingga hati ini menjadi bergetar dan mata meneteskan air mata. Kami berkata: "Wahai Rasulullah seakan-akan ini adalah nasihat perpisahan" (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi)
(Rani Hardjanti)