Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Badal Haji Tidak Hanya untuk Orang Meninggal, Ini Penjelasan Gus Baha

Hantoro , Jurnalis-Minggu, 29 Oktober 2023 |08:29 WIB
Badal Haji Tidak Hanya untuk Orang Meninggal, Ini Penjelasan Gus Baha
Ilustrasi Gus Baha menjelaskan tentang badal haji. (Foto: Istimewa/Okezone)
A
A
A

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha menjelaskan bahwa badal haji tidak harus menunggu orang yang dibadali wafat. Ketika ada orangtua yang sakit parah dan sulit sembuh, sudah bisa dilakukan badal haji untuknya. 

Menurut Gus Baha, adat Indonesia itu ketika ada orang tua yang sudah sepuh dan sakit maka hajinya menunggu wafat. Alasan utamanya badal haji tersebut lebih murah.

Apalagi ketemu dengan muthowif yang hanya mematok harga Rp3–4 juta. Dengan alasan kalau masih hidup, nanti hajinya mahal.

"Sebenarnya, jangan menunggu wafat baru dibadalkan hajinya. Secara fikih, ketika ada udzur sakit, tidak mungkin sembuh, sudah boleh dibadalkan hajinya. Keliru kalau menunggu wafat baru dibadalhajikan. Dengan alasan murah. Kekeliruan seperti ini jangan diteruskan," ujar Gus Baha saat kajian rutin tafsir Jalalain di Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Lembaga Pembinaan Pendidikan Pengembangan Ilmu Al Qur'an (LP3IA) Narukan, Rembang, beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan, kebiasaan masyarakat Indonesia yang menghajikan orangtuanya yang sakit setelah wafat ini didapati Gus Baha dari masyarakat yang melakukan badal haji buat orangtuanya.

"Ada orang sowan ke saya lalu cerita kalau orangtuanya kaya, belum sempat haji, lalu sakit. Katanya hajinya akan dibadali nunggu orangtuanya wafat saja. Ini kurang pas," tegasnya, dikutip dari nu.or.id

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement