MAKKAH – Pemerintah Arab Saudi mengumumkan keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji 2025 atau 1446 H. Tolok ukur itu berdasarkan segi keamanan, kesehatan, maupun pelayanan kepada jamaah haji yang mengalami peningkatan ketimbang tahun-tahun sebelumnya.
“Kami kembali menegaskan Kerajaan Arab Saudi baik pemimpin, pemerintah, maupun rakyatnya, bangga dalam melayani dua tanah suci dan para tamunya. Kami akan segera memulai persiapan untuk musim haji tahun depan,” kata Wakil Gubernur Makkah sekaligus Wakil Ketua Komite Tetap Haji dan Umrah, Pangeran Saud bin Mish’al, Okezone mengutip dari laman alarabiya.net, Senin (9/6/2025).
Di musim haji 2025, ada 1,67 juta jamaah dari seluruh dunia yang menjalankan ibadah. Perinciannya adalah 877.841 jamaah laki-laki, dan 795.389 jamaah perempuan.
Dari 1,67 juta jamaah, 166.700 di antaranya berasal dari dalam negeri. Sementara Indonesia merupakan negara pengirim jamaah haji terbanyak di musim haji kali ini, yakni 221.000 jiwa.
Menteri Agama Nasaruddin Umar juga mengamini ada peningkatan pelayanan ibadah haji ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Pada Minggu 8 Juni 2025, Nasaruddin Umar bersama sejumlah delegasi Indonesia seperti Muhaimin Iskandar, Zulkarnain, Khofifah Indar Parawansa dan Andi Sudirman Sulaiman menghadiri undang Kerajaan Arab Saudi di Istana Mina.
“Kami mendapatkan penjelasan-penjelasan dari Menteri Haji Saudi Arabia. Alhamdulillah pelaksanaan ibadah haji tahun ini lebih baik ketimbang tahun-tahun sebelumnya, dilihat dari segi fasilitas yang disiapkan Saudi Arabia seperti kemah dan juga air,” kata Nasaruddin kepada tim Media Center Haji 2025.
“Jumlah kematian jamaah juga menurun karena bertambahnya jumlah rumah sakit dan Klinik di beberapa tempat. Khususnya Indonesia menjadi perhatian karena jamaahnya paling banyak,” lanjut menteri berusia 65 tahun ini.
Menag juga berbesar hati dengan meminta maaf jika ada kekurangan selama proses pelaksanaan ibadah haji. Ia mengatakan kepadatan lalu lintas tepatnya dari Arafah, menuju Muzdalifah dan Mina menjadi sesuatu yang tak bisa dihindari.
“Dan juga minta maaf kalau ada hal-hal yang kurang berkenan. Ini lebih karena kepadatan lalu lintas antara Arafah, Muzdalifah dan Mina. Soal makanan, sebagian jamaah bilang konsumsinya berlebih. Hal itu karena syarikah menyiapkan 10 persen kuota dari yang seharusnya. Memang ada keterlambatan, tapi seluruh negara mengalami kendala yang sama karena kepadatan di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Mudah-mudah di pelaksanaan ibadah haji di tahun-tahun mendatang lebih baik lagi,” tutup menteri asal Bone, Sulawesi Selatan ini.
(Ramdani Bur)