Sebagaimana diketahui, jumlah hari dalam kalender Masehi adalah 365 hari, sedangkan kalender Hijriah berjumlah 354 hari, selisih sekitar 11 hari. Maka, perhitungan zakat sebesar 2,577% berasal dari rumus: 2,5% × (365 ÷ 354) = 2,577%.
Adapun cara praktis menghitung zakat perdagangan dapat merujuk pernyataan Maimun bin Mihran yang diriwayatkan oleh Abu Ubaid dalam kitab al-Amwal berikut:
عَنْ مَيْمُونِ بْنِ مِهْرَانَ، قَالَ: «إِذَا حَلَّتْ عَلَيْكَ الزَّكَاةُ فَانْظُرْ إِلَى كُلِّ مَالٍ لَكَ، وَكُلَّ دَيْنٍ فِي مَلَاءَةٍ فَاحْسِبْهُ، ثُمَّ أَلْقِ مِنْهُ مَا عَلَيْكَ مِنَ الدَّيْنِ، ثُمَّ زَكِّ مَا بَقِيَ» قَالَ أَبُو عُبَيْدٍ: فَهَذَا مَا جَاءَ فِي الدَّيْنِ الْمَرْجُوِّ الَّذِي يُزَكِّيهِ مَعَ مَالِهِ
Artinya: “Dari Maimun bin Mihran, ia berkata: ‘Jika waktu zakat telah tiba, lihatlah seluruh harta yang kamu miliki, termasuk semua piutang yang masih bisa ditagih. Kemudian kurangkan dari total tersebut semua utang yang menjadi tanggunganmu, dan bayarlah zakat dari sisanya.’ Abu Ubaid menambahkan: ‘Hal ini berlaku untuk piutang yang masih diharapkan kembali,’” (Abu Ubaid, al-Amwal li Abi Ubaid [Beirut: Dar al-Fikr, tanpa tahun], hlm. 527).
Berdasarkan penjelasan tersebut, rumus perhitungan zakat perdagangan dapat dirumuskan sebagai:
Itulah cara menghitung zakat perdagangan menurut syariat Islam, semoga membantu.
(Rahman Asmardika)