Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tak Selalu Identik dengan Azab, Ini Ragam Musibah dalam Al-Qur'an

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 17 Desember 2025 |10:14 WIB
Tak Selalu Identik dengan Azab, Ini Ragam Musibah dalam Al-Qur'an
Ilustrasi.
A
A
A

Ujian Allah dalam bentuk istidraj ini memang sulit untuk disadari oleh pelakunya. Karena kesenangan dan kebahagiaan yang ditimbulkannya. Akan tetapi, secara perlahan, istidraj itu menghancurkan individu yang sukar sadar. Hal ini dijelaskan oleh Ath-Thayibi:

ومعنى استدراج الله: استدراجهم قليلاً قليلاً إلى ما يهلكهم، ويضاعف عقابهم من حيث لا يعلمون ما يراد به. وذلك أن تواتر الله نعمة عليهم مع انهماكهم في الغي، فكلما جدد عليهم نعمة ازدادوا بطرا وجددوا معصية، فيستدرجون في المعاصي بسبب ترادف النعم ظانين أن تواتر النعم أثرة من الله وتقريب، وإنما هي خذلان منه وتبعيد

Artinya, “Adapun makna istidraj Allah ialah bahwa Dia menjerumuskan mereka sedikit demi sedikit menuju sesuatu yang membinasakan mereka, serta melipatgandakan siksa atas mereka dari arah yang tidak mereka ketahui maksudnya. Hal itu terjadi karena Allah terus-menerus menganugerahkan nikmat kepada mereka, sementara mereka tenggelam dalam kesesatan. Setiap kali Allah memperbarui nikmat atas mereka, semakin bertambahlah kesombongan mereka dan mereka pun memperbarui perbuatan maksiat. Dengan sebab bertumpuk-tumpuknya nikmat itulah mereka ditarik sedikit demi sedikit ke dalam kemaksiatan, seraya menyangka bahwa kesinambungan nikmat tersebut merupakan bentuk keberpihakan dan kedekatan dari Allah, padahal sesungguhnya itu adalah bentuk penelantaran dari-Nya dan upaya menjauhkan mereka.” (At-Thayibi, al-Kasyif ‘An Haqaiqis Sunan, [Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyah, 2013], jilid IX, hlm. 360-361).

Namun acap kali, ujian yang diberikan oleh Allah turun melalui musibah yang tidak menyenangkan. Misalnya kehilangan sesuatu yang amat disayang, pertanian diserang hama, binatang ternak terkena wabah, ditinggal wafat oleh orang terdekat dan lain sebagainya. Maka dalam konteks ini, musibah sebagai ujian dijelaskan di dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 155:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: “Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang sabar.”

Segala musibah yang berlaku sebagai ujian, sebagaimana yang ada dalam QS. Al-Baqarah ayat 155 ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana kesabaran, keteguhan dan keimanan yang ada pada diri setiap hamba. Hal ini ditegaskan dengan keterangan dari Al-Qurthubi:

والمعنى لنمتحننكم لنعلم المجاهد والصابر علم معاينة حتى يقع عليه الجزاء

Artinya: “Adapun maknanya (QS. al-Baqarah ayat 155) ialah: sungguh Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui siapa yang berjihad dan siapa yang bersabar, hingga dengan demikian balasan (kebaikan) itu benar-benar berlaku atasnya.” (Al-Qurthubi, Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, [Kairo, Darul Kutub al-Mishriyah, t.t.] jilid II, hlm. 173).

 

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement