Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tak Selalu Identik dengan Azab, Ini Ragam Musibah dalam Al-Qur'an

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 17 Desember 2025 |10:14 WIB
Tak Selalu Identik dengan Azab, Ini Ragam Musibah dalam Al-Qur'an
Ilustrasi.
A
A
A

Dalam menjelaskan ayat ini, Imam al-Baghawi menjelaskan bahwa musibah sebagai ujian ini bisa saja datang dalam bentuk penyakit dan lain sebagainya. Namun secara sederhana, ia mengutip hadits Nabi Muhammad Saw yang disampaikan melalui lisan Ali bin Abi Thalib:

عن أبي سخيلة قال قال علي بن ابي طالب إلا أخبركم بأفضل آية في كتاب الله عز وجل حدثنا بها رسول الله صلى الله عليه وسلم وما أصابكم من مصيبة فبما كسبت ايديكم ويعفو عن كثير قال وسأفسرها لك يا علي ما أصابكم من مرض أو عقوبة أو بلاء في الدنيا فبما كسبت أيديكم والله عز وجل أكرم من أن يثني عليهم العقوبة في الآخرة وما عفا الله عنه في الدنيا فالله أحلم من أن يعود بعد عفوه

Artinya, “Dari Abu Sukhailah, ia berkata bahwa Ali bin Abi Thalib berkata, ‘Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang ayat yang paling utama dalam Kitab Allah yang disampaikan kepada kami oleh Rasulullah?’ yakni firman Allah, “Apa saja musibah yang menimpa kalian, maka itu disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan banyak (kesalahan).” Kemudian Ali berkata, Rasulullah bersabda: ‘Aku akan menafsirkannya untukmu, wahai Ali. Yakni apa saja penyakit, hukuman, atau cobaan yang menimpa kalian di dunia, maka itu disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri. Dan Allah yang Maha mulia tidak akan menggandakan hukuman atas mereka (manusia) di akhirat, dan apa yang telah Allah maafkan di dunia, maka Allah Maha penyantun sehingga Dia tidak akan kembali menghukum setelah ampunan-Nya. (Al-Baghawi, Ma’alimut Tanzil, [Beirut: Darul Ihya’ At-Turats, 1420H] jilid IV, hlm. 149).

3. Musibah Sebagai Azab

Kemudian, kategori musibah yang disebutkan dalam Al-Qur’an berlaku sebagai Azab (siksaan). Namun jenis peristiwa ini biasanya dan sering terjadi pada umat para rasul terdahulu. Yakni hal tersebut bertujuan sebagai bentuk balasan atas perbuatan mereka yang melawan ketentuan Tuhan serta menolak dakwah.

Banyak sekali musibah yang berlaku sebagai azab bagi umat terdahulu yang disebutkan dalam Qur’an, di antaranya, terjadi bagi umat Nabi Nuh As berupa banjir yang menenggelamkan mereka hingga binasa tak tersisa. Fenomena itu diabadikan pada surat Hud ayat 40:

حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَ اَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّوْرُۙ قُلْنَا احْمِلْ فِيْهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَاَهْلَكَ اِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ اٰمَنَ ۗوَمَآ اٰمَنَ مَعَهٗٓ اِلَّا قَلِيْلٌ

Artinya: (Demikianlah,) hingga apabila perintah Kami datang (untuk membinasakan mereka) dan tanur (tungku) telah memancarkan air, Kami berfirman, “Muatkanlah ke dalamnya (bahtera itu) dari masing-masing (jenis hewan) sepasang-sepasang (jantan dan betina), keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu (akan ditenggelamkan), dan (muatkan pula) orang yang beriman.” Ternyata tidak beriman bersamanya (Nuh), kecuali hanya sedikit.”

 

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement