Mushaf Alquran generasi pertama ini ditashih (dikoreksi) oleh ulama-ulama setempat yang memiliki kemampuan melakukan penashihan. Sebut saja ada KH Muhammad Usman, KH Ahmad Badawi yang menashih mushaf Abdullah Afif, Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, serta Haji Abdul Malik yang menashih mushaf Matba'ah Bukittinggi.
Praktis masyarakat Indonesia pada awal abad ke-20 hingga pertengahan banyak menggunakan mushaf modern asal Bombay India dengan karakter mushaf khat yang tebal, syakl, dan dhabt yang berbeda dari mushaf Arab Saudi, serta tanda wakaf yang lebih banyak.
"Karena itulah Mukernas Ulama Alquran menjadikan mushaf cetakan tahun 1960-an sebagai sandaran merumuskan mushaf standar Indonesia," pungkasnya.
(Hantoro)