JAKARTA - Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah sudah di depan mata. Biasanya, warga beramai-ramai memasak menu spesial untuk disantap bersama keluarga di hari nan spesial itu. Begitu juga yang dilakukan warga di Tapanuli bagian Selatan (Tabagsel) termasuk di Kabupaten Padanglawas, Sumatera Utara.
Tradisi ini disebut mangalomang alias membuat lemang. Suasana mangalomang tersebut sangat unik dan menjadi tradisi turun-temurun.
Warga bahu membahu memasak lemang yang dipanaskan di atas api yang besar di atas tanah langsung . "Saat proses pembuatan, warga membagi tugasnya. Sebagian ada yang bertugas mengambil kayu bakar, sedangkan yang lain menjaga lemang yang sedang dimasak," kata Pitra Romadoni Nasution, putra kelahiran Padanglawas yang sukses meniti karier sebagai pengacara di Jakarta dalam pesannya kepada Okezone, Senin (10/5/2021)
Lemang makanan khas ini dibuat dari bahan dasar beras ketan dan dimasak dalam wadah bambu. Selain karena kelezatannya, lemang menjadi spesial karena kentalnya rasa kebersamaan pada proses pembuatan.
Baca Juga: Tidak Puasa Ramadhan, Bagaimana Mungkin Dapatkan Keutuhan Makna Idul Fitri
Namun ada filosofi mendalam dari tradisi mangalomang ini, yakni membangun kebersamaan, kepedulian dan gotong royong. "Filosofi orang-orangtua kami inilah yang terus kami jaga,"sebutnya
Bagi masyarakat Padanglawas, dan umumnya Tabagsel yakni 5 kabupaten/kota yaitu Padanglawas, Padanglawas Utara, Tapanuli Selatan, Kota Padangsidimpuan dan Mandailing Natal, menjaga tradisi adalah kewajiban.