4. Saad al Qarazh
Saad al Qarazh adalah mantan budak Ammar bin Yasir. Ia muazin Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam di Masjid Quba. Ada cerita tersendiri pada laqob al Qarazh pada nama Saad. Diriwayatkan oleh Al Baghawi bahwasanya Saad pernah mengadu kepada Rasulullah tentang sulitnya perekonomiannya.
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam lalu memberi masukan agar ia berdagang. Kemudian Saad pergi ke pasar dan membeli sedikit Al Qarazh (daun pohon yang dapat dibuat untuk menyamak). Kemudian ia jual lagi. Dari penjualan itu, Saad mendapat keuntungan yang banyak. Ia pergi menemui Nabi Muhammad untuk mengabarkan hal ini. Beliau menasihati agar Saad menekuni perdagangannya.
Di zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam, Saad merupakan muazin di Masjid Quba. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, sang khalifah menugaskannya untuk azan di Masjid Nabawi, karena Bilal enggan menjadi muazin setelah Rasulullah wafat.
Setelah Saad wafat, anaknya yang melanjutkan rutinitas sang ayah mengumandangkan azan di Masjid Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Demikian dinukil dari kitab 'Al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah' Juz 3 Halaman 65.
Baca juga: Begini Sikap Tegas Umar bin Khattab Hadapi Pandemi
5. Ziyad bin al-Harits ash-Shuda-I
Ziyad juga merupakan muazin Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Berdasarkan hadis riwayat Imam Ahmad dalam Musnad-nya bahwa Ziyad pernah azan di hadapan Nabi Muhammad. Namun, hadis tersebut tidak shahih.
Kelima nama muadzin tersebut kemudian dikumpulkan oleh Syekh at-Tawudi bin Saudah dalam syairnya:
عمرو بلال و أبو محذورة
سعد زياد خمسة مذكورة
قد أذنوا جميعهم للمصطفى
نالوا بذاك رتبة و شرفا
Artinya:
"Amr, Bilal, dan Abu Mahdzurah
Saad, Ziyad, lima orang yang disebut
Semuanya beradzan atas perintah baginda Rasulullah
Mereka mencapai derajat dan kemuliaan karena amalan tersebut."
Wallahu a'lam bishawab.
(Hantoro)