Coaster ini juga tidak lama terparkir di area Paviliun 5 dan Fast Track, mengingat risiko tilang selalu mengintai. Ketika kondisi dinilai tak lagi kondusif, sang pengemudi memutar sejenak lalu kembali lagi, memastikan semua rekannya selesai makan.
Pilihan ini merupakan kebijakan yang efektif. Sebab, harga makanan di dalam bandara yang selangit dan aturan ketat yang melarang makan di sembarang tempat, menjadikan Kafe Coaster satu-satunya penyelamat.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Abdul Basir menyebut peran vital kafe coaster tersebut. Sebab, keberadaannya membuat petugas haji kembali bersemangat setelah bekerja tanpa lelah melayani jamaah haji Indonesia.
"Mobil ini multifungsi. Selain mengantar dan menjemput petugas, ia menjadi kafe dan ruang makan darurat yang sangat efektif menjaga orkestrasi kinerja tim. Di tengah kesibukan itu, mereka harus tetap makan. Kafe Coaster ini akan menjadi kenangan yang tidak akan terlupakan oleh segenap petugas bandara,” tutup Abdul Basir.
(Ramdani Bur)