JAKARTA - Ada hikmah yang bisa dipetik dari doa yang tak kunjung dikabulkan oleh Allah SWT. Umat Islam jangan pernah putus asa atau bosan untuk berdoa.
Doa merupakan sarana bagi seorang hamba untuk memohon kepada Allah SWT. Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk berdoa. Dalam Surat Ghafir ayat 60 Allah SWT berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ
Artinya: "Tuhanmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan)."
Namun, pada kenyataannya, kadang doa tak kunjung dikabulkan. Terkait hal ini, ada 6 hikmah yang bisa dipetik kaum muslim.
Melansir laman Kemenag, Rabu (29/10/2025), Ibnul Jauzi dalam kitab Shaidul Khatir (Riyadh, Madarul Wathan: 2016/h.117-119) menjelaskan hal tersebut. Berikut 6 hikmah dari doa yang tak kunjung dikabulkan:
Terkadang, setiap peristiwa yang tidak menyenangkan justru mengandung banyak kebaikan. Ibnul Jauzi mengumpakannya seperti dokter yang memberikan obat pada pasiennya. Bagi pasien, obat itu akan dianggap pahit dan menyakitkan.
Namun, beberapa saat kemudian obat tersebut akan memberi kesehatan dan kenyamanan. Bisa jadi, doa yang belum dikabulkan hari ini adalah obat yang sedang bekerja untuk menyembuhkan penyakit hati dan memberikan kesehatan jiwa.
Doa yang tidak belum dikabulkan menjadi bukti bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Sebagai pemilik alam semesta dan segala isinya, Allah SWT berhak memberi atau menahan apa pun sesuai dengan kehendak dan kekuasaan-Nya, bahkan ketika doa dikabulkan itu semata-mata merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya.
Bagi seorang muslim, ketika doa yang selalu dipanjatkan tak kunjung dikabulkan oleh Allah SWT, hendaknya hal itu menjadi sarana introspeksi. Bisa jadi di dalam diri kita ada sesuatu yang menjadi penghalang dikabulkannya doa tersebut, seperti ada harta haram yang dikonsumsi, ada dosa yang belum ditobati, saat berdoa hati lalai mengingat Allah, dan sejenisnya.
Untuk itu, langkah terbaik dalam menghadapi situasi seperti ini adalah dengan segera bertobat dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Ketika doa tak kunjung dikabulkan, bisa jadi hal itu merupakan momentum yang tepat untuk mempertimbangkan kemaslahatan diri. Mungkin saja dengan belum atau tidak dikabulkannya doa tersebut menjadi sebuah karunia, sebab Allah lebih mengetahui yang terbaik untuk hamba-Nya. Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 216:
وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
Seorang muslim hendaknya tetap husnudzan (berprasangka baik) kepada Allah ketika doanya tidak segera dikabulkan. Bisa jadi, Allah akan mengabulkan doa tersebut di waktu yang tepat, yaitu ketika jiwa dan raga telah “satu server” dengan apa yang diinginkan dalam doa tersebut.
Misalnya, saat berdoa menginginkan rezeki yang melimpah, bisa jadi akan dikabulkan ketika hati sudah mampu memandang harta hanya sebagai titipan. Penundaan ini didasari kasih sayang, sebagaimana anak kecil yang meminta pisau, orang tuanya baru akan memberikannya ketika ia telah cukup dewasa dan mampu menggunakannya dengan bijak.
Doa yang belum dikabulkan terkadang menjadi jalan untuk terus mendekatkan diri kepada Allah. Dengan ditundanya pengabulan doa itu, Allah menginginkan hamba-Nya terus berdoa, memohon, dan bergantung kepada-Nya. Hal ini diumpamakan seperti pengamen yang punya suara merdu, pihak yang mendengarkan menjadi senang jika ia terus bernyanyi dan akan memberikan imbalan yang cukup memuaskan.
(Erha Aprili Ramadhoni)