Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Buya Yahya: Jangan Repotkan Orangtuamu, Itu Hati yang Hidup

Vania Ika Aldida , Jurnalis-Kamis, 05 Agustus 2021 |20:37 WIB
Buya Yahya: Jangan Repotkan Orangtuamu, Itu Hati yang Hidup
KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya. (Foto: YouTube Al Bahjah TV)
A
A
A

KIAI Haji Yahya Zainul Ma'arif atau lebih akrab disapa Buya Yahya membagikan video saat dirinya mengisi tausiyah di sebuah pondok pesantren. Dalam kesempatan itu, ia menceritakan sosok seorang anak yang sama sekali tidak ingin merepotkan orangtuanya.

Buya Yahya menceritakan, anak tersebut sangat mencintai ibunya dan selalu berusaha berbakti. Hingga suatu pagi, dirinya dihampiri oleh temannya yang memintanya segera berangkat ke sekolah dengan mengayuh sepeda agar tidak terlambat.

Baca juga: Mana Lebih Dulu, Berkurban atau Bayar Utang? 

"Pernah Buya ceritakan tentang satu anak yang sekolah. Anak sekolah di luar yang naik sepeda, masih ingat? Di hatinya ada ibundanya. Dia sangat mencintai ibunya, ingin selalu berbakti kepada orangtua dan tidak ingin merepotkan orangtuanya," ujar Buya Yahya, seperti dikutip dari akun Instagram-nya @buyayahya_albahjah, Kamis (5/8/2021).

"Di suatu pagi lagi sarapan pagi, lagi sarapan begitu disamperin sama kawannya, 'Ayo cepat berangkat, waktu sudah siang, nanti telat.' Akhirnya dia melihat jam sudah memang siang, buru-buru dia mencuci tangan, langsung mengambil tas, salaman dengan ibundanya, lalu berangkat sekolah," sambungnya.

Memiliki perasaan tidak tega merepotkan ibunya, membuat anak tersebut kembali lagi ke rumah meski baru saja tiba di sekolah. Ia merasa melupakan sesuatu sebelum berangkat ke sekolah.

Hal tersebut membuat anak itu rela kembali mengayuh sepeda hingga rumah, lalu kembali ke sekolah. Alasannya sederhana, lantaran ia tidak ingin membebani ibunya mencuci piring bekas dirinya sarapan pagi.

Baca juga: Mimpi Bertemu Nabi Muhammad, Ini Penjelasan Buya Yahya 

"Sampai di sekolah, temannya masuk kelas, tiba-tiba dia balik lagi keluar naik sepeda, pulang. Tidak lama kemudian balik lagi. Temannya bingung, bertanya, 'Eh, kenapa kamu tadi pulang sudah sampai sekolah, kenapa pulang lagi? Ada yang ketinggalan? Kenapa kamu pulang?'," cerita Buya Yahya.

"Jawabannya sederhana, 'Tadi waktu kamu meneriaki aku, ngajak aku berangkat sekolah, kamu bilang waktu sudah siang, aku kan lagi makan. Cuma karena aku buru-buru setelah makan aku cuci tangan, kemudian aku mengambil tas, aku pergi. Aku salaman sama ibuku lalu aku pergi. Aku lupa kalau piring tadi belum aku cuci. Aku tidak rela jika yang mencuci piring ku adalah ibundaku'," lanjut pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah Cirebon ini.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement