Ayat ini menunjukkan, doa bukan sekadar permintaan, melainkan bagian dari ibadah itu sendiri. Orang yang enggan berdoa dianggap sombong, karena menolak mengakui ketergantungannya kepada Allah.
Dalam pandangan umum, doa dan ikhtiar sering dipahami sebagai jalan untuk meraih apa yang diinginkan. Namun, jika ditelaah lebih dalam, hakikat berdoa bukanlah untuk “memenuhi kebutuhan pribadi”, melainkan untuk menghadirkan kesadaran bahwa manusia adalah hamba yang lemah, bergantung, dan tidak berdaya tanpa pertolongan Allah.
Allah SWT adalah Zat yang memiliki segala hak untuk disembah, dimintai pertolongan, dan dipuji. Dengan berdoa, manusia sedang mengembalikan segala urusannya kepada-Nya, menegaskan dirinya hanyalah makhluk yang bergantung sepenuhnya pada kehendak Tuhan.
Pada hakikatnya, berdoa adalah ibadah yang lebih tinggi nilainya daripada sekadar terkabulnya doa itu sendiri.
Wallahualam
(Erha Aprili Ramadhoni)