Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dalam kitab ad-Durrul Mantsur, Imam as-Suyuthi meriwayatkan dari sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ketika beliau ditanya tentang firman Allah Ta'ala:
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ
Artinya: ""Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela." (Q.S Al-Humazah ayat 1)
Beliau menjawab:
هُوَ الْمَشَّاءُ بِالنَّمِيمَةِ، الْمُفَرِّقُ بَيْنَ الْجَمْعِ، الْمُغْرِي بَيْنَ الْإِخْوَانِ
Artinya, “Itulah orang yang berjalan membawa-bawa fitnah adu domba, memecah belah persatuan, dan merusak hubungan di antara saudara-saudara sesama muslim.”
Yang dimaksud dengan “wayl” dalam ayat tersebut adalah kebinasaan, kehinaan, dan azab. Al-humazah ialah orang yang suka berjalan menyebarkan adu domba dan memecah belah persaudaraan. Sedangkan al-lumazah adalah orang yang suka menggunjing dan mencari-cari aib.
Ibnu al-Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Ishaq bahwa Umayyah bin Khalaf, salah seorang pemuka kaum kafir Quraisy, apabila melihat Nabi, ia selalu mencela dan menghina beliau. Ia menuduh Nabi dengan berbagai celaan yang dusta, padahal sesungguhnya Nabi sama sekali tidak memiliki aib. Maka Allah Ta‘ala menurunkan surat al-Humazah.